Dear commuters..
Assalamu'alaikum
Beginilah rasanya klo orang kerja, rela ngorbanin tenaga dan waktu. Tenaga?, iya tenaga untuk bangun pagi, berangkat pagi dan pulang malem.
Hampir sebulan lebih itu semua udah jadi rutinitas keseharian aku. Jujur saja, aku lebih memilih naik angkutan umum daripada bawa kendaraan sendiri. Salah satunya commuter line atau kereta api jabodetabek. Ini nih, yang jadi favorit, dari sekian banyak pilihan tranportasi umum. Wajar saja, rumah aku di Depok, sementara aku harus ke Tebet setiap hari #jelaspilihkereta.
Tapi yang menjengkelkan, ya kalian pasti tau sendiri lah ..
1. Sering ketahan
2. Nunggunya lama
3. PENUH
Poin ke-3 ini nih, yang sampe sekarang masih terasa di kereta. Bayangkan saja, setiap pagi dan malem ketika pulang harus ngecilin badan, demi bisa masuk ke dalam kereta #fiuh. Jangan harap bisa dapet tempat duduk deh, wong berdiri tegak aja susah. Yang ada malah kita kedorong-dorong kayak ikan pepes di steam #apa hubungannya coba.
Parahnya, ada yang pingsan di dalem kereta saking gak kuatnya. karena super sesak. Memang ada kereta yang dilengkapi AC yang terbilang baik, tapi ada juga beberapa kereta yang cuman pakai kipas angin (paling sering kereta jurusan Tanah abang-Jatinegara). Padahal kereta jurusan itu sering dinaiki orang kantor klo mau kerja.
Dua hari yang lalu, pas aku naik kereta pagi, ada perempuan muda pingsan. Kayaknya sih kehabisan oksigen karena saking sumpeknya di dalem kereta. Atau bisa jadi dia gak sarapan sebelum berangkat, jadi lemes. Nah ini pesan buat kamu juga yang suka naik kereta, khususnya kereta pagi. WAJIB sarapan, karena kamu harus ngeluarin tenaga ektra buat masuk dan bertahan di dalem kereta ;(.
Untungnya sekarang ada gerbong khusus perempuan, jadi ketika kondisi tersebut gak perlu lagi risih karena ada cowo. Nah, tapi ada minus nya juga. Ya namanya isinya perempuan semua, jadi egois, jarang ada yang mau ngalah. Malah dorong-dorongan demi dapet tempat #duh bu akika gak kuattt.
Satu sih yang paling aku gak suka, kebanyakan dari commuters, khususnya perempuan selalu main handphone. Ya streaming drama Korea lah, cek-cek sosmed, chatingan. Padahal kondisi saat itu amat sangat penuh. Otomatis ruang gerak juga terbatas dong ya,, toh masih aja sempet mainin handphone.
Baru saja tadi pas pulang, aku naik kereta jurusan Bogor (karena ngelewatin stasiun Pondok Cina tempat biasa aku turun). Dan saat itu jam pulang kerja, padat dong ya. Untungnya aku bisa masuk ke dalam kereta. Di belakang aku ada mba-mba main handphone. Nah, si mba itu dorong-dorong aku, sedangkan didepan aku juga ada orang. Jadi posisinya aku kejepit. Aku kira dia merasa ketindih sama aku, tapi ternyata pas aku nengok kebelakang, aku baru nemu jawabannya kenapa dia dorong aku. Supaya bisa main handphone -----______________-----. Alhasil selama di perjalanan pulang, punggung aku jadi sandaran tangan dia untuk pegang handphonenya.
Pesan nih, buat teman commuters semua. Kita boleh saja mementingkan diri kita sendiri. Tapi tidak ada salahnya untuk menghargai orang lain. Boleh jadi bagi kita itu hal biasa, tapi belum tentu biasa bagi orang lain. Jadi ketika naik kereta dengan kondisi amat sangat penuh seperti itu, cobalah untuk saling menghargai satu sama lain. Jangan mementingkan keegoisan semata. Kita semua juga merasakan hal yang sama kok "penuh, sesak, dan ruang gerak terbatas".
Tapi aku amat berterimakasih pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yang sudah berhasil menjadikan kereta jadi lebih baik dengan inovasi-inovasi terbaru. Aku gak habis pikir klo gak ada commuter line, mau naik apa coba, sedangkan kondisi jalanan Jakarta amat sangat tidak bersahabat. Sekali lagi terimakasih PT. KAI ;) ;)
Aku memang gak punya foto saat di tkp, karena dari awal memasuki stasiun, gak buka handphone sama sekali ;).
Beginilah rasanya klo orang kerja, rela ngorbanin tenaga dan waktu. Tenaga?, iya tenaga untuk bangun pagi, berangkat pagi dan pulang malem.
Hampir sebulan lebih itu semua udah jadi rutinitas keseharian aku. Jujur saja, aku lebih memilih naik angkutan umum daripada bawa kendaraan sendiri. Salah satunya commuter line atau kereta api jabodetabek. Ini nih, yang jadi favorit, dari sekian banyak pilihan tranportasi umum. Wajar saja, rumah aku di Depok, sementara aku harus ke Tebet setiap hari #jelaspilihkereta.
Tapi yang menjengkelkan, ya kalian pasti tau sendiri lah ..
1. Sering ketahan
2. Nunggunya lama
3. PENUH
Poin ke-3 ini nih, yang sampe sekarang masih terasa di kereta. Bayangkan saja, setiap pagi dan malem ketika pulang harus ngecilin badan, demi bisa masuk ke dalam kereta #fiuh. Jangan harap bisa dapet tempat duduk deh, wong berdiri tegak aja susah. Yang ada malah kita kedorong-dorong kayak ikan pepes di steam #apa hubungannya coba.
Parahnya, ada yang pingsan di dalem kereta saking gak kuatnya. karena super sesak. Memang ada kereta yang dilengkapi AC yang terbilang baik, tapi ada juga beberapa kereta yang cuman pakai kipas angin (paling sering kereta jurusan Tanah abang-Jatinegara). Padahal kereta jurusan itu sering dinaiki orang kantor klo mau kerja.
Dua hari yang lalu, pas aku naik kereta pagi, ada perempuan muda pingsan. Kayaknya sih kehabisan oksigen karena saking sumpeknya di dalem kereta. Atau bisa jadi dia gak sarapan sebelum berangkat, jadi lemes. Nah ini pesan buat kamu juga yang suka naik kereta, khususnya kereta pagi. WAJIB sarapan, karena kamu harus ngeluarin tenaga ektra buat masuk dan bertahan di dalem kereta ;(.
Untungnya sekarang ada gerbong khusus perempuan, jadi ketika kondisi tersebut gak perlu lagi risih karena ada cowo. Nah, tapi ada minus nya juga. Ya namanya isinya perempuan semua, jadi egois, jarang ada yang mau ngalah. Malah dorong-dorongan demi dapet tempat #duh bu akika gak kuattt.
Satu sih yang paling aku gak suka, kebanyakan dari commuters, khususnya perempuan selalu main handphone. Ya streaming drama Korea lah, cek-cek sosmed, chatingan. Padahal kondisi saat itu amat sangat penuh. Otomatis ruang gerak juga terbatas dong ya,, toh masih aja sempet mainin handphone.
Baru saja tadi pas pulang, aku naik kereta jurusan Bogor (karena ngelewatin stasiun Pondok Cina tempat biasa aku turun). Dan saat itu jam pulang kerja, padat dong ya. Untungnya aku bisa masuk ke dalam kereta. Di belakang aku ada mba-mba main handphone. Nah, si mba itu dorong-dorong aku, sedangkan didepan aku juga ada orang. Jadi posisinya aku kejepit. Aku kira dia merasa ketindih sama aku, tapi ternyata pas aku nengok kebelakang, aku baru nemu jawabannya kenapa dia dorong aku. Supaya bisa main handphone -----______________-----. Alhasil selama di perjalanan pulang, punggung aku jadi sandaran tangan dia untuk pegang handphonenya.
Pesan nih, buat teman commuters semua. Kita boleh saja mementingkan diri kita sendiri. Tapi tidak ada salahnya untuk menghargai orang lain. Boleh jadi bagi kita itu hal biasa, tapi belum tentu biasa bagi orang lain. Jadi ketika naik kereta dengan kondisi amat sangat penuh seperti itu, cobalah untuk saling menghargai satu sama lain. Jangan mementingkan keegoisan semata. Kita semua juga merasakan hal yang sama kok "penuh, sesak, dan ruang gerak terbatas".
Tapi aku amat berterimakasih pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yang sudah berhasil menjadikan kereta jadi lebih baik dengan inovasi-inovasi terbaru. Aku gak habis pikir klo gak ada commuter line, mau naik apa coba, sedangkan kondisi jalanan Jakarta amat sangat tidak bersahabat. Sekali lagi terimakasih PT. KAI ;) ;)
 |
| This photo from PT Kereta Api Indonesia |
Comments
Post a Comment