Cara Jitu Hindari Kosmetik Palsu
Assalamu'alaikum
Kali ini aku ingin membahas kesehatan. Tapi yang berkaitan dengan kebiasaan kita sehari-hari. Bukan soal makan, olahraga atau semacamnya. Tapi mengenai cara membeli/memilih produk yang dipakai pada tubuh.
Sebut saja, kosmetik, suplemen, dan vitamin. Teman-teman pasti pernah menggunakannya. Apalagi kosmetik. Eits,, kosmetik tidak hanya sekedar lipstick, bedak, atau peralatan make up lain. Tapi yang kita pakai sehari-hari untuk mandi seperti sabun, pasta gigi, shampo dan lainnya juga termasuk kosmetik. Jadi sebenarnya arti kosmetik itu luas.
Sebelumnya aku mau tanya, biasanya teman-teman membeli produk-produk tersebut dimana?. Semoga di tempat terpercaya seperti apotek, atau supermarket besar yang mutunya terjamin ya.
Sedikit cerita, melalui akun instagramku, ada salah satu akun yang menjual skin care wajah meminta endorse. Produk-produk itu terdiri dari krim pagi, krim malam, facial wash, dan sun cream. So, aku sangat aware sekali dengan produk kecantikan semacam itu (yaiyalah, setiap mau beli aja konsultasinya ampe sejam di apotek 😂😅) . Sebelum meng 'iya'-kan tawaran tersebut, aku berusaha teliti dahulu produknya.
Aku mulai stalker akun instagramnya, dan baca testimoni costumernya. Setelah aku perhatikan, "ko hasilnya cepat sekali?". Sampai akhirnya aku kepo nanya, apakah ada kliniknya. Ketika dia menjawab "tidak". Aku langsung 100% nggak percaya. Berusaha untuk meyakinkan, dia menyatakan telah mendapat izin bpom dan mengirimi foto No. Registrasi BPOM.
Langsung saja, aku buka web resmi bpom, dan mengklik laman cek bpom. Segera aku masukkan No. Registrasi tersebut. Kalian tau apa hasilnya? "NOT FOUND", No. Registrasi itu palsu. Bisa saja produk tersebut mengandung merkuri, dan bahan kimia lain yang membahayakan. Langsung aku tolak tawaran tersebut dan memperingatkan seller untuk tidak menjual lagi. Karena akan membahayakan orang lain.
Belajar dari pengalamanku sebelumya, sebelum membeli produk kosmetik, aku selalu mengecek no. registrasinya terlebih dahulu. Dimanapun itu, bahkan ketika di pusat perbelanjaan besar aku selalu menelaahnya terlebih dahulu.
Ko lebay sih?, ini bukan lebay. Coba saja jika saat itu aku langsung meng "iya"-kan. Aku pakai produk tersebut, lalu aku promosikan. Tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga orang lain. Karena secara tidak langsung, aku juga menawarkan produk tersebut ke orang lain. Jika orang langsung begitu saja percaya, lantas langsung membeli dan menggunakannya, bagaiamana?.
Tidak sulit untuk jadi konsumen cerdas. Tanamkan sifat 'kepo' terhadap produk-produk asing. Spontan, kamu langsung mencari tahu kualitas dan keamanan produk tersebut. Berikut ini aku akan berikan cara simpel membedakaan produk palsu atau asli (khusus kosmetik)
1. Perhatikan kemasan produk tersebut. Produk asli, biasanya ada segel berupa "hologram" di kardus kemasannya. Serta memiliki warna kemasan yang fresh dan bersih.
2. Lihat No. Registrasi dan bahasa pada brosur atau kemasan. Jika itu produk dalam negeri, pasti punya dua digit pertama, huruf "CD" pada No. registrasinya dan pakai bahasa Indonesia di brosur atau kemasan. Jika produk luar negeri, memiliki dua digit pertama, huruf "CL" pada No. Registasinya dan pakai bahasa Inggris (atau lainnya sesuai asal produk tersebut) pada kemasan. Jika suatu produk berbahasa Inggris/Korea/dsb pada kemasan, tapi punya No. registrasi "CD" di 2 digit pertama, dipastikan itu produk palsu. Begitupula sebaliknya.
3. Jika kamu gak mau repot, kamu bisa langsung masukkan No. registrasi yang tertera, ke laman cek bpom disini . Tinggal input no. registrasinya dan klik "cari/search".
Mudah bukan?, kuncinya cuman satu 'kepo' akan produk asing yang tidak kamu kenal. Semoga postinganku kali ini bermanfaat.
Mengenai pengalamanku tadi, semoga bisa jadi pelajaran buat diriku dan teman-teman semua, untuk lebih aware terhadap produk skincare wajah. Sudah kita ketahui, sekarang banyak banget online shop yang menawarkan skincare semacam itu.
Jika sudah terlanjur pakai/beli, coba di cek No. Registrasinya di laman BPOM tadi. Sebelum terlambat. Hati-hati ya teman-teman 😉😉
just for example |
Comments
Post a Comment